Ilmu pengetahuan pada
mulanya berkembang sangat lambat sampai abad pertengahan (abad 15-16).
Pengembangan tersebut sedikti lebih pesat terutama setelah Copernicus yang
kemudian diperkuat oleh Galileo berdasarkan penemuannya mengubah konsep
geosentris menjadi heliosentris dan seklaigus mengubah kepercayaan penguasa dan
agama pada saat ini. Penemuan ini sangat dimungkinkan karena
berkembangnya alat bantu penelitian (teropong bintang) yang lebih
baik. Periode ini dikenal sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern
yang menetapkan suatu kebenaran berdasarkan induksi atau eksperimen.
Perubahan konsep ilmu yang radikal ini juga mempengaruhi cara berpikir dan
sekaligus memacu perkembangan ilmu sampai terjadinya revolusi industri pada
abad ke-19.
Sampai
mendekati abad pertengahan, perkembangan ilmu pengetahuan belum begitu luas dan
dalam sehingga seseorang yang mempunyai cara berpikir tajam dan kritis akan
sangat mungkin dapat menguasai beberapa cabang ilmu sekaligus. Sebagai
contoh adalah ahli piker Yunani, Pythagoras (+ 500 SM) dikenal
sebagai seorang astronom dan juga ahli matematika dan transmutasi unsur (dasar
dari kimia). Copernicus (1473-1543 M) dikenal sebagai ahli astronomi,
matematika dan pengobatan. Setelah itu perkembangan ilmu yang relatif
pesat dan mendalam sehingga tidak memungkinkan lagi seseorang menguasai
berbagai bidang ilmu dengan mendalam. Oleh karena itu perlu dilakukan
klasifikasi ilmu pengetahuan yang ada menjadi berbagai disiplin bidang ilmu
(Tabel 1).
Secara garis besar ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua bidang ilmu utama yaitu
:
1. Ilmu Sosial dan Budaya
yang mempelajari tentang tingkah laku manusia
2. Ilmu Pengetahuan Alam
yang mempelajari tentang makhluk hidup (biologi) dan benda mati (sains
fisik). Sain fisik utama adalah ilmu fisika yang sasaran utama
pembelajarannya adalah materi dan energi serta ilmu kimia yang mempelajari
komposisi materi.
Ilmu
Pengetahuan Alam
|
Ilmu Sosial
dan Budaya
|
|
Sains Fisik
|
Sains Hayati
(Biologi)
|
|
- Fisika
- Kimia
- Astronomi
- Geologi
- Mineralogi
- Geografi
- Geofisika
- Meteorologi
- Oseanologi
- Dll
|
- Botani
- Zoologi
-
Mikrobiologi
- Kesehatan
-
Palaentologi
- Fisiologi
- Taksonomi
- Dll
|
-
Bahasa
-
Sosiologi
-
Pendidikan
-
Sejarah
-
Antropologi
-
Etnologi
- Seni
dan Budaya
-
Psikologi
-
Ekonomi
- Dll
|
Didukung oleh
Matematika/Statistika dan Informatika
|
Tabel 1. Perkembangan ilmu
pengetahuan menjadi berbagai disiplin ilmu
Pengembangan ilmu yang terus menerus dan begitu cepatnya, terutama mulai awal
abad ke-20 menyebabkan klasifikasi ilmu berkembang ke arah disiplin ilmu yang
lebih spesifik. Sebagai contoh dalam displin ilmu kimia maka telah
terjadi pemfokusan menjadi berbagai sub-disiplin ilmu kimia antara lain : kimia
teoritis, kimia analisis, kimia anorganik, biokimia, kimia fisik, kimia
organik. Selanjutnya contoh adalah dalam sub-disiplin kimia organik maka
terdapat antara lain focus kea rah kimia organik sintesis dan kimia bahan
alam. Kimia bahan alampun dapat terbagi lagi berdasarkan kelompok senyawa
kimianya.
Berdasarkan
pengembangan fokus ilmu tersebut menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan berkembang
dengan pesatnya sehingga tidak memungkinkan lagi seseorang dapat menguasai ilmu
dengan sempurna. Untuk dapat menguasai ilmunya dengan baik, maka pada
akhirnya seorang ahli akan lebih memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya dalam
salah satu fokus disiplin ilmu tertentu.
Dalam hal lain,
perkembangan ilmu tidak hanya ke arah fokus disiplin ilmu saja. Tetapi
banyak ilmu baru yang tidak bisa dibahas berdasarkan satu disiplin ilmu
saja. Ilmu semacam ini disebut sebagai multidisiplin ilmu. Contoh
ilmu multidisiplin yang paling popular adalah ilmu lingkungan
. Pembahasan ilmu lingkungan dapat dilihat dari disiplin ilmu social
maupun IPA. Pendekatan IPA pun dapat dilihat dari berbagai disiplin ilmu seperti
kimia (kimia lingkungan), fisika (fisika lingkungan), biologi (ekologi,
biodiversivitas), hidrologi (pencemaran air), geografi (pencemaran udara,
perubahan iklim), pertanian dan banyak lainnya.
Perkembangan
multidisiplin IPA pun cukup banyak dan beberapa ilmu multidisiplin saat ini
berkembang dengan sangat pesat, sebagai contoh adalah bioteknologi, rekayasa
genetika, informatika/computer dan ilmu material. Perkembangan tersebut
sangat mempengaruhi pola pandang dan kehidupan sosial manusia saat ini.
Perkembangan IPA sangat pesat terjadi setelah diperkenalkannya konsep fisika
kuantum dan relativtas pada awal abad ke-20. Konsep modern ini
mempengaruhi konsep IPA keseluruhan sehingga dalam beberapa hal perlu dilakukan
revisi dan penyesuaian konsepsi ilmu pengetahuan ke arah pemikiran
modern. Dengan demikian terdapat dua konsep IPA, yaitu IPA klasik yang
telaahannya bersifat makroskopik, dan IPA modern yang bersifat
mikroskopik. Secara umum periode pengembangan IPA dapat dilihat Tabel 2.
Abad
|
15
|
16
|
19
|
20
|
- Pseudo
Science
-
Mitos
- Logika
|
- Awal
IPA
sekarang
-
Heliosentris
- Liberalisme
-
Penemuan
alat bantu
|
- Revolusi industri
- Penemuan mesin
modern :
mesin
uap, mesin
cetak
- Penemuan
alat
lebih
baih
|
- IPA modern
-alat riset canggih
-telaah mikroskopik
-penemuan
anomali
teori sebelumnya
-konsep baru
(modern)
|
Tabel 2. Diagram
periode pengembangan IPA
Tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Banyak pendapat
tentang pengertian IPA klasik dan IPA modern yang dicetuskan oleh para pakar.
Pendapat-pendapat tersebut masing-masing berbeda karena pada umumnya
berlandaskan atas disiplin ilmu yang mereka tekuni. Pakar Fisika misalnya
mendefinisikan bahwa yang dimaksud IPA klasik adalah perkembangan ilmu fisika
sebelum abad XX, sedangkan IPA modern adalah perkembangan fisika setelah abad
XX. Fisika modern dimulai sejak saat munculnya teori relativitas dari Einstein,
diikuti teori radiasi oleh Max Planck (1910), sinar X oleh Rontgen (1923).
Sedangkan IPA klasik mulai sejak awal sampai batas munculnya teori relativitas
tersebut. Pakar biologi tentu lain pandangannya terhadap IPA klasik dan IPA
modern. Demikian pula dipandang dari disiplin ilmu yang lain.
Secara umum,
pengertian IPA bukan hanya ditinjau dari satu disiplin ilmu saja, namun IPA
dapat dirinci lebih lanjut mengenai berbagai disiplin ilmu.
1. IPA Klasik
Bila ditinjau dari pengertian klasik sendiri, maka dapat
diartikan bahwa yang klasik umumnya bersifat tradisional berdasarkan
pengalaman, kebiasaan, atau naluri semata. Meskipun ada kreasi, namun merupakan
tiruan dari keadaan alam sekitar.
Pakar fisika membedakan antara Fisika Klasik dan Fisika
Modern. Fisika Klasik atau fisika terbatas mempelajari komponen materi dan
interaksi antara komponen dengan perkembangan pengamatan.
a. Dinikmati langsung
gerakan benda dalam mekanika.
b. Penglihatan dengan teori
cahaya
c. Pendengaran dengan
suara.
d. Indera rasa
termodinamika.
e. Listrik magnet.
Dari sisi berkembangan pengetahuan tentang penjumlahan
vektor yang dipakai dalam computed tomografi (CT) atau penampang lintang
tubuh dengan sinar X,m magnetic resonance imaging (MRI) untuk deteksi
tumor. Di samping itu, juga teori momentum linear (p= mv) yang
selanjutnya dikembangkan dalam sistem terisolasi, muncul hukum kekekalan
momentum maupun kekekalan energi. Listrik maupun magnet ditemukan dan
berkembang dengan adanya potensial dan energi potensial serta gaya energi
listrik induksi.
IPA klasik secara umum, sebagai contoh digambarkan
pembuatan ragi tempe dan juga ragi tapis; meskipun hanya berdasarkan pengalaman
petani, namun tanpa disadari petani tersebut telah berkecimpung dalam bidang
mikrobiologi, mikologi, dan tentu saja tidak lepas dari ilmu fisika yang
mendasarinya. Contoh lain, pembuatan gula kelapa merupakan proses fisika
bersama-sama kimia yang telah tinggi tingkatannya, juga pembuatan terasi, ikan
asin, rendang, dan telor asin adalah merupakan karya IPA klasik. Petani pembuat
/ pengrajin sama sekali tidak mengetahui proses yang terjadi dalam mewujudkan
karyanya. Demikian pula segala kegiatan yang merupakan larangan berdasarkan
kepercayaan. Dengan kata lain, dianggap tabu atau pamili atau angker adalah
merupakan usaha untuk mempertahankan keseimbangan lingkungan, sebagai contoh
tokek tidak boleh dibunuh, ikan di suatu tempat angker tidak boleh dimakan.
Mereka tidak melakukan penelitian dan pengujian, namun hanya berdasarkan
pengalaman dari nenek moyangnya.
2. IPA modern
IPA modern muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian
dan telah diadakan pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu
yang ada. Proses canning, pengalengan ikan, buah-buahan, dan berbagai
kegiatan yang berkaitan dengan fisika, biologi, kimia, biokimia, dan sebagainya
merupakan hasil perkembangan IPA yang telah dinikmati oleh manusia.
Fisika modern merintis dimulainya IPA modern yang dikaitkan
dengan diketemukannya teori relativitas dan kuantum yang menggambarkan sifat
atom, inti, dan partikel lain molekul zat padat. Sebagai contoh, teknologi
nuklir merupakan teknologi modern yang dapat dimanfaatkan dalam bidang
kedokteran, trasnportasi, angkatan bersenjata, dan berbagai penelitian yang
berkaitan dengan disiplin ilmu yang lain.
IPA modern diperoleh atas dasar penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah disertai pengujian berulang kalo sehingga diperoleh
ilmu yang mantap, baik untuk terapan atau ilmu murni. Banyak contoh kegiatan
IPA modern, seperti pemanfaatan energi matahari untuk kegiatan yang berkaitan
dengan listrik untuk transportasi, industri, rumah tangga adalah pemanfaatan
foron untuk menimbulkan aliran muatan listrik (elektron) karena perbedaan
panas, sehingga terbentuklah sel pembangkit listrik. Tungku sinar matahari
telah banyak digunakan yang hanya berprinsip pada titik fokus lensa cekung.
Dengan energi panas bumi dapat diperoleh tenaga listrik. Dalam kaitannya dengan
alam lingkungan, untuk menciptakan suasana bersih timbul pemikiran pemanfaatan
sampah sisa organisme, seperti jerami, sisa tanam-tanaman lain, dan kotoran
hewan diproses dengan bantuan bakteri dalam kondisi tertentu sehingga
menghasilkan gas-gas yang ternyata dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan
bakar. Proses di atas sering disebut sebagai energii biogas.
Dengan demikian penggolongan IPA klasik dan IPA modern sama sekali
bukan berkaitan dengan waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan
ini lebih mengacu kepada konsepsi yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara
menganalisis suatu fenomena alam. Perkembangan ilmu yang sangat besar
akhir-akhir ini sangat ditunjang oleh perkembangan ilmu maupun perangkat
computer yang semakin cepat dan canggih.
Tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu Pengetahuan Sosial atau disingkat IPS merupakan sebuah mata pelajaran yang
tidak asing bagi tiap-tiap siswa di tiap jenjang sekolah-sekolah di Indonesia.
Mulai dari tingkatan pra-sekolah sampai dengan perguruan tinggi mata pelajaran
ini eksis berdampingan dengan mata pelajaran lainnya. Memperhatikan
eksistensinya dalam berbagai kurikulum yang telah silih berganti diterapkan
dalam sistem pendidikan di Indonesia, maka dapat dikatakan bahwa mata
pelajaran ini sangat berharga bagi para siswa.
Dimana pentingnya pelajaran IPS? Banyak saling-silang pendapat mengenai
urgensinya pelajaran IPS, hal ini tercermin dari berkali-kalinya pelajaran IPS
di berbagai jenjang sekolah ‘disesuaikan’ (baca: diuraikan dalam sub disiplin
ilmu-ilmu sosial – dikoordinasikan dalam kajian terpadu kelompok ilmu-ilmu
sosial). Tidak begitu penting mempersoalkan pro-kontra pelajaran IPS
disampaikan, yang jelas bahwa mata pelajaran IPS sangat berguna bagi setiap
manusia. Dalam IPS dibahas mengenai bagaimana manusia : pada awalnya membangun
kebudayaannya, memposisikan dirinya dengan alam semesta, menjalani takdirnya
sebagai makhluk sosial, mengatasi konflik, berperilaku wajar, menyusun
kebutuhan, menghadapi perbedaan, membuat batas ruang hidupnya, mengatur
sesamanya, berkomunikasi,berapresiasi, bersoaialisasi……………dan seterusnya.
Ternyata banyak yang dapat dipelajari mengenai sisi kehidupan sosial manusia
dan itu semuanya ada dalam mata pelajaran IPS.
Definisi mengenai Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dapat diunduh dari kepustakaan National
Council for Social Studies dan Social Council sciences Education
Council :
“IPS adalah sebuah program
pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu. Sehingga baik dalam nomenklatur
filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu social, maupun ilmu pendidikan tidak akan
ditemukan adanya sub disiplin “Pendidikan/Mata Pelajaran IPS”, yang dalam
kepustakaan National Council for Social Studies (NCSS) dan Social
Council Sciences Education Council (SSEC) disebut “Social Studies”
dan “Social Science Education”.
Sementara itu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) didefinisikan sebagai: “…the
integrated study of the social science and humanities to promote civic
competences, with in the school program social studies provides coordinated,
systemic study drawing upon such disciplines as anthropology, archeology,
economics, history, geography, law, philosophy, political science, psychology,
religion, and sociology, as well as apropiate contens from the humanities,
mathematics, and natural sciences”(NCSS).
Artinya, pendidikan/mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mencakup kajian terpadu ilmu social
(antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu
politik, psikologi, agama, dan sosiologi) serta diperluas dengan materi
humaniora, matematika, dan ilmu-ilmu alam.
Masih tentang IPS, bahwa mata pelajaran ini bertujuan :
“To help young people
develop the ability to make informated and reasoned decision for the public
good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent
world”.
Nr sumber:
- http://anikkurniatun.guru-indonesia.net/artikel_detail-16988.htm
- blog.unsri.ac.id/sodikin/ilmu-kealaman-dasar/mrdetail/24061/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar